Rabu, 24 April 2013

Pemeriksaan Fisik 4



PEMERIKSAAN FISIK
SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. PENDAHULUAN
Pengkajian muskuloskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang, persendian dan otot.
Pengkajian pada sistem ini rumit karena:
1)      Bagian-bagian ini bertanggung jawab untuk pergerakan,penunjang dan stabilitas tubuh.
2)      Fungsinya sangat terintegrasi dengan sistem integumen dan neurologis.
Oleh karenanya, sebelum melakukan pemeriksaan fisik, seorang perawat terlebih dahulu harus mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal dan integrasinya dengan sistem neurologi dan inteumen.
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengkajian fisik sistem muskuloskeletal adalah, inspeksi dan palpasi.

B. TUJUAN UMUM
    1. Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian.
    2. Untuk mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adaya gangguan pada bagian
        Tertentu.
C. PERALATAN YANG DIPERLUKAN
1. Meteran
2. Goniometer

D. LANGKAH PEMERIKSAAN
§  Pada pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal, posisi klien tergantung pada kelompok otot mana yang diperiksa, klien dapat duduk, terbaring terlentang, ataupun dalam keadaan berdiri.
§  Pengkajian dimulai saat klien dalam keadaan netral.
§  Pengkajian juga bahwa otot dan sendi klien terbuka dan bebas bergerak.
§  Untuk dapat melakukan observasi secara lengkap dan cermat, tubuh klien harus dapat dilihat dengan jelas, dan perlu diperhatikan tentang suhu ruangan harus cukup hangat. Ruangan harus cukup luas
§  Lakukan langkah-langkah pemeriksaan berikut ini:
1.      Inspeksi Secara Umum
Observasi gaya berjalan, cara berdiri dan postur saat memsuki ruangan. Pengkajian dimulai saat klien berada dalam posisi netral, secara normal klien harus berjalan dengan kedua lengan bergerak bebas di sisinya, kepala mendahului tubuh, kedua ibu jari mengarah tepat kedepan.
a.      Minta klien untuk berjalan pada sebuah garis lurus, minta klien untuk berdiri, perhatikan cara berdiri dan postur tubuh klien.
-          Posisi berdiri, pasien berdiri yang normal adalah tegak lurus, dengan panggul dan bahu berada dalam satu keselarasan
-          Pada saat berjalan, observasilah:
·         Gaya berjalan
·         Gerakan ekstrimitas
·         Adanya penegangan pada kaki

Penampilan klien secara keseluruhan:
Adalah fleksi secara umum, kepala dan leher mengarah kedepan, kifosis dorsalis, fleksi pada siku, pergelangan tangan, pinggul dan lutut, berdiri pada dasar lebar.

Observasi klien dari samping, perhatikan:
-          Kaji lengkung: * Spina 
                           * Servikal
                           * Torakal
                           * Lumbal
-          Kaji penyangga serta stabilitas penahan berat badan
Penyimpangan dari normal:
-          Adanya deformitas
-          Lordosis
-          Kifosis
-          Skilofosis
b.      Inspeksi kulit dan jaringan subkutan dibawah otot, tulang dan sendi, terhadap:
-          Adanya warna yang tidak normal
-          Pembengkakan, atau
-          Adanya massa
Secara normal jaringan biasanya mengikuti bentuk bagian tubuh tanpa pembengkakan atau massa
c.       Observasi Rentang Gerak Sendi
-          Ukuran secara keseluruhan
-          Adanya defomitas
-          Pembesaran tulang
-          Kesimetrisan
-          Keselarasan, panjang terhadap posisi tubuh
Dalam keadaan normal biasanya terdapat simetris bilateral pada paanjang, lingkar, keselarasan posisi.
2.      Pemeriksaan Rentang Gerak Sendi
Pada pemeriksaan rentang gerak sendi, pertama buatlah tiap sendi mencapai rentang gerak normal yang penuh, kemudian bandingkan keselarasan sendi pada keduasisi tubuh.
Selanjutnya uji kedua rentang gerak aktif dan pasif untuk masing-masing kelompok sendi otot mayor yang berhubungan. Melakukan uji rentang luas, sehingga gerakan kelompok otot bebas, tiak terhambat jangan paksa sendi bergerak kearah posisi yang menyakitkan.
Pada saat melakukan uji rentang gerak sendi, lakukan pemeriksaan baik secara inspeksi maupun palpasi terhadap:
-          Pembengkakan
-          Deformitas
-          Kondisi jaringan sekitar
-          Kekakuan
-          Ketidakstabilan gerak sendi
-          Adanya rasa sakit/ Nyeri
-          Krepitasi
-          Nodul
Bila sendi terlihat bengkak atau adanya inflamasi, maka observasi kehangatan kulit sekitar sendi tersebut.
Pada saat pengukuran rentang gerak sendi secara pasif, klien harus dalam keadaan rileks untuk memungkinkan gerak sendi pasif sampai akhir gerak sendi terasa.
Bila diduga terjadi penurunan gerek sendi, maka gunakan goniometer untuk pengukuran yang tepat mengenai derajat gerakan, caranya:
1.      Ukur sudut sendi sebelum rentang gerak sendi secara penuh
2.      Ukur sudut sendi setelah rentang gerak sendi sejauh mungkin
3.      Bandingkan hasilnya dengan derajat normalgerakan sendi
Posisi Rentang Gerak Sendi Normal
1.      Fleksi, Gerakan memperkecil sudut antara dua tulang yang menyatu, pada bidang anterior-posterior. Penekukan ekstrimitas. Contoh, menekuk siku, lutut dan kepala
2.      Ekstensi, Gerakan memperbesar sudut antara dua tulang yang menyatu. Contoh, meluruskan siku, jari, lutut, kepala.
3.      Hiperekstensi, Gerakan bagian tubuh melebihi batas normal posisi ekstensinya. Contoh, siku, jari lutut, kepala
4.      Pronasi, Permukaan depan atau ventral bagian tubuh menghadap kebawah. Contoh: Tangan dan lengan bawah
5.      Supinasi, Permukaan dengan atau ventral bagian tubuh menghadap keatas. Contoh: Pada tangan dan lengan bawah.
6.      Abduksi, Gerakan ekstrimitas menjauhi dari garis tengah tubu. Contoh, tungkai, lengan dan jari
7.      Adduksi, Gerakan ekstrimitas kearah garis tengah tubuh. Contoh: tungkai, lengan dan jari
8.      Rotasi Internal, Rotasi sendi kearah dalam
9.      Rotasi Eksternal, Rotasi sendi kearah luar. Contoh: lutut dan panggul
10.  Eversi, Pembalikan bagian tubuh menjauhi garis tengah. Contoh: telapak kaki
11.  Inversi, Pembalikan bagian tubuh kearah garis tengah. Contoh: telapak kaki
12.  Dorsi Fleksi, Fleksi dari telapak kaki dan jri jaringan keatas.
13.  Plantar Fleksi, Penekukan telapak kaki dan jari-jarinya kebawah. Contoh: Telapak kaki
Rentang gerak sendi normal :
Anggota tubuh
Gerakan
Pengukuran
Rahang               Membuka dan menutup rahang.                             Mampu untuk memasukan tiga jari.
                             Gerakan rahang dari sisi ke sisi.                            Sisi dasar gigi tumpang tindih dengan
                                                                                               Puncak sisi gigi
                        Gerakan rahang kedepan.                                      Puncak sisi gigi jatuh kebelakang gigi
                                                                                               Bawah
Leher                   Menyentuhkan dagu ke sternum.                          Fleksi 70º-90º
                             Ekstensi leher dengan dagu mengarah keatap      Hipertekstensi 55º
                             Menekuk leher secara lateral, telinga mengarah   Penekukakan lateral 35º
                             kebahu
                             Rotasi leher dengan telinga mengarah ke dada.    Rotasi 70º ke kiri dan kanan
Tulang                Menekukkedepan pinggang.                                  Fleksi 75º
Belakang            Menekuk ke belakang                                            Ekstensi 30º
                            Menekuk ketiap sisi.                                              Penekukan lateral 35º
Bahu                   Abduksi lengan lurus ke atas.                                Abduksi 180º
                            Abduksi lengan kegaris tengah tubuh.                  Abduksi 45º
                            Abduksi lengan secara horisontal lurus dengan    Ekstensi horisontal 45º
                            lantai
                            Tarik lengan belakang ke arah tulang belakang    Fleksi horisontal 130º
                            belakang dan kedepan menyilang terhadap dada
                            Fleksi kedepan atau elavasi dengan lengan lurus  Fleksi 180º
                            Eksistensi kebelakang dengan lengan lurus          Eksistensi 60º
Siku                    Ekstensi lengan bawah ke batas terjauh normal    Ekstensi 150º
                            Fleksi lengan bawah kearah bisep.                        Fleksi 150º
                            Hiperekstensi lengan di luar batas normalnya       Hiperekstensi 0º-10º
                            Supinasi lengan bawah                                          Supinasi 90º
                            Pronasi lengan bawah                                            Pronasi 90º
Pergelangan       Fleksi pergelangan kearah lengan bawah.             Fleksi 80º-90º
Tangan               Ekstensi pergelangan kearah belakang.                 Ekstensi 70º
                            Simpangkan lateral pergelangan kearah radial      Penyimpangan kearah radial 20º
                            Simpangkan lateral pergelangan kearah ulnar       Penyimpangan kearah ulnar 30º-50º





Anggota tubuh
Gerakan
Pengukuran
Jari-jari              Fleksikan jari-jari membentuk sebuah  kepalan    80º-100º (bervariasi tergantung pada
                             kemudian.                                                              sendinya)
                            Ekstensikan sampai datar.                                      Ekstensi 0º-45º
                            Buka jari-jari hingga terpisah.                                Abduksi antara jari-jari 20º
                            Silangkan jari-jari bersamaan.                                Abduksi (jari-jari bersentuhan)
                            Oposisi setiap jari mampu menyentuh ibu jari.      Meliputi abduksi, rotasi, dan fleksi.
Panggul              Naikkan tungkai dengan lutut lurus.                       Fleksi 90º
                            Naikkan tungkai dengan lutut berfleksi.                 Fleksi 110º-120º
                            Berbaring tengkurap, ekstensikan tungkai lurus     Ekstensi 30º
                            ke belakang.
                            Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kearah luar. Abduksi 45º-50º
                            Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kearah         Abduksi 20º-30º
                            dalam.
                            Fleksi lutut dan ayun kaki menjauhi garis tengah.  Rotasi internal 35º-40º
                            Fleksi lutut dan ayun kaki ke arah garis tengah.     Rotasi eksternal 45º
Lutut                  Fleksi lutut dengan betis menyentuh paha.             Fleksi 90º
                            Ekstensi lutut luar batas normal eksistensinya.       Hiperekstensi 15º
                            Putar lutut dan tungkai bawah ke garis tengah.       Rotasi internal 10º
Tumit                 Dorsiflekkan kaki dengan ibu jari mengarah           Dorsifleksi 20º
                            ke kepala
                            Plantar kaki fleksi dengan ibu jari mengarah          Plantar fleksi 45º
                            kebawah
                            Putar balik kaki menjauh dari garis tengah.            Eversi 20º
                            Putar balik kaki mengarah dari garis tengah.          Inversi 30º
Ibu jari              Lekukkan ibu jari ke bawah telapak.                       Fleksi 35º-60º (bervariasi tergantung
                                                                                                             sendinya)
                           Angkat ibu jari ke atas                                             Ekstensi 0º-90º (bervariasi tergantung
                                                                                                            pada sendinya)
                           Ibu jari dirngangkan                                                 Bervariasi
 


                                                                                                                                        



Hasil Normal:
1.      Sendi harus bebas dari kekakuan, ketidak stabilan pembengkakan atau inflamasi
2.      Bila dilakukan penekanan pada tulang dan otot harus adanya ketidaknyamanan pada daerah yang ditekan
3.      Rentang gerakan dibanding dengan gerakan pasif dan aktif harus setara untuk masing-masing sendi dan diantara sendi-sendi kontralateral
4.      Sendi normal bisa bergerak tanpa ada rasa sakit atau kerpitasi

3.      Pemeriksaan Tonus Otot dan Kekuatan Otot

Tonus terdeteksi sebagai tahanan otot saat ekstremitas rileks secarapasif, digerakan melalui rentang geraknya. Periksalah tiap kelompok otot dengan mengkaji kekuatan otot dan membandingkan pada kedua sisi tubuh.
Tonus dan kekuatan otot dapat diperiksa selama pengukuran rentanggerak sendi

Cara Pemeriksaan:

a.      Mintalah klien untuk membentuk suatu posisi yang stabil
b.      Minta klien untuk memfleksikan otot yang akan diperiksa, kemudian suruh klien untuk menahan tenaga dorong yang perawat lakukan terhadap fleksinya
c.       Periksa seluruh kelompok otot mayor, kemudian bandingkan kekuatan secara bilateral.
Pada Saat Melakukan Tahanan:
a.      Minta klien untuk membentuk suatu posisi kuatnya
b.      Beri peningkatan tenaga dorong secara bertahap terhadap kelompok otot
c.       Mintalah klien untuk menahan dorongan, untuk menggerakan sendi berlawanan dengan dorongan tersebut
d.      Klien menjaga tahanan sampai diminta untuk menghentikannya
e.       Sendi yang normal biasanya bergerak saat pemeriksa memberi variasi kekuatan tenaga
Bila otot klien lemah,  maka ukurlah otot dengan pita pengukur, kemudian dibandingkan dengan sisi yang berlawanan



TINGKAT GRADIASI KEKUATAN OTOT
Ciri-Ciri
Skala Lovert
Derajat
Presentasi
Normal
Paralisis total, tak ada bukti
Kontraktilitas

Nol

0

0
Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot sedikit

Kecil

1

10
Gerakan otot penuh, menentang gravitasi dengan sokongan

Buruk

2

25
Rentang gerak lengkap/normal menentang gravitasi

Sedang

3

50
Gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan sedikit tahanan

Baik

4

75
Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan penahan penuh

Normal

5

100
                                    
Hasil Normal
1.      Tonus otot normal  menyebabkan tahanan ringan dan datar terhadap gerakan pasif selama rentang geraknya
2.      Kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorong
3.      Lengan dominan kemungkinan sedikit lebih kuat dari lengan yang tidak dominan
Penyimpangan Dari Normal
1.      Kelainan gaya berjalan
-          Penghentakan kaki
-          Kaki berlekuk-lekuk
-          Penyeretan kaki
-          Posisi batang tubuh terhadap kaki
2.      Kelainan postural
-          Kifosis
-          Lordosis
-          Skoliosis
3.      Kelainan gerak rentang
-          Nyeri pada sendi : ketidak stabilan, kekuatan sendi
-          Gerakan meraba-raba pada sendi yang tak biasa
-          Pembengkakan/inflamasi pada sendi
-          Atropi otot dan perubahan kulit disekitar sendi
-          Gerakan spesifik
-          Rentang gerak kurang normal
4.      Kelainan otot
-          Hipertonus, otot teraba keras
-          Hipotonik, otot teraba lunak
-          Atonik, teraba lunak/lembek
-          Atropi, otot mengecil

Tidak ada komentar: