By. Bid. Vemy
Tamaledu, S.ST
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Menurut WHO (World Health Organization) atau organisasi perserikatan bangsa-
bangsa yang menangani masalah kesehatan, bahwa 40% kematian ibu dinegara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Di Negara maju maupun di
Negara berkembang seseorang disebut anemia bila kadar hemoglobin ( Hb ) kurang
dari 10 gr%, disebut anemia berat atau bila kurang dari 5 gr% disebut anemia
gravis. Berdasarkan penelitian di ASEAN, Indonesia mempunyai AKI yang paling
tinggi sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, nifas dari total AKI 37% diantaranya diakibatkan oleh penyakit
anemia dalam kehamilan.
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan
perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia
defisiensi ibu hamil di Indonesia. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi (Saifudin,2002).
Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik membuat
makalah tentang anemia dalam kehamilan.
1
|
B.
2
|
1. Tujuan
Umum
Mendapatkan gambaran yang benar
serta menambah wawasan kebidanan tentang
anemia dalam kehamilan
2. Tujuan
Khusus
a. Menjelaskan
pengertian anemia
b. Menjelaskan
penyebab anemia
c. Menjelaskan
tanda dan gejala anemia
d. Menjelaskan
klasifikasi anemia
e. Menjelaskan
pengobatan anemia dalam kehamilan
f. Menjelaskan
efek atau pengaruh anemia pada ibu hamil, bersalin dan nifas.
C. Manfaat Penulisan
1. Menambah
wawasan bagi bidan dalam pelaksanaan praktik kebidanan
2. Menjadi
landasan berpikir seorang bidan dalam praktik kebidanan
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Pria maupun wanita, dinyatakan menderita anemia
apabila kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 g/100 ml
(Wiknyosastro, 2002).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5
gr% pada trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester II (Wiknyosastro,
2002).
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%
dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Wiknyosastro, 2002).
B. Penyebab
Kebanyakan
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut
Mochtar (2000), penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
3
|
1.
4
|
2. Kehilangan
darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
3. Penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
C. Tanda dan Gejala
Gejala
anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas
pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
D.
Klasifikasi
(pembagian) dan Pengobatannya
Klasifikasi
anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (2000), adalah sebagai berikut:
1. Anemia
Defisiensi Besi
Adalah
anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi
yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi
Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b.
5
|
Untuk
menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa.
Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal
2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan
sachli menurut Manuaba ( 2007 ), dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Hb
11 gr% : Tidak anemia
2. Hb
9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb
7 – 8 gr%: Anemia sedang
4. Hb
< 7 gr% : Anemia berat
Klasifikasi
derajat anemia menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A
S, ( 2008 ) :
1. Ringan
sekali Hb 10,00 gr% - 13,00 gr%
2. Ringan
Hb 8,00 gr% - 9,90 gr%
3. Sedang
Hb 6,00 gr% - 7,90 gr%
4. Berat
Hb < 6,00 gr%
6
|
2.
Anemia Megaloblastik
Adalah
anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam
folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin
B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas
ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada
kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
3.
Anemia Hipoplastik
Adalah
anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah
baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah
darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
7
|
Adalah
anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya
tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh
infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga
transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
E. Efek atau Pengaruh Anemia pada Ibu
Hamil, Bersalin dan Nifas
Anemia
dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat
mengakibatkan: abortus, missed abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada
kehamilan trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan
antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai
kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his
baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan
dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia
dapat menyebabkan: atonia uteri, retensio placenta, perlukaan sukar sembuh,
mudah terjadi febris puerpuralis daan gangguan involusio uteri.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D, 25
TAHUN, HAMIL 26- 27 MINGGU (HPHT) DENGAN
ANEMIA DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA
Nomor
CM : 11405129
Tanggal
Pengkajian : 29 Desember 2011 Pukul 15.00 WIB
Tempat
Pengkajian : R.Ponek Obsgin RSUD Kota Tasikmalaya
I. Data
Subjektif
A. Biodata
Nama : Ny. W Nama Suam : Tn.T
Umur : 25 Tahun Umur :
29 Tahun
Pendidikan :
SD
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Agama : Islam
Golongan
Darah : A Golongan
Darah : O
Alamat : Kp.Mandapa Kel/Ds.
Cisaruni Kec.Padakembang
B.
Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing, lemah dan cepat lelah.
8
|
C.
9
|
1. Riwayat
Menstruasi
Ibu mengatakan haid
pertama kali umur 12 tahun, lamanya seminggu dan teratur setiap 28
hari.Banyaknya 2-3 kali ganti pembalut. Tidak ada keluhan saat haid.
2. Riwayat
kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini
adalah kehamilannya yang pertama. Ibu merasa hamil 6 bulan lebih. Ibu baru dua kali memeriksakan kehamilannya dibidan selama
kehamilan ini. Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT 1 kali. Pergerakan janin
dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan.Ibu mengatakan sudah hamper
sebulan sering merasa pusing,lemah dan cepat lelah.Hari ini, jam 07.00 WIB ibu
kebidan untuk memeriksakan kehamilan dan keluhannya. Oleh bidan, ibu dianjurkan
untuk ke RSUD.
D. Riwayat
Ginekologi
Ibu mengatakan tidak
pernah dan tidak sedang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan alat
reproduksi.
E.
Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak
pernah dan tidak mempunyai penyakit berat, menular ataupun keturunan.
F.
10
|
Ibu mengatakan ini
merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu dan suaminya.Usia ibu saat menikah
adalah 24 tahun dan suaminya 28 tahun.Lamanya usia pernikahannya adalah 1
tahun.
G. Riwayat
psikososial
Ibu mengatakan dirinya
dan keluarga sangat berbahagia dengan
kehamilannya yang pertama dan sudah sangat mengharapkan kehamilan ini.
H. Riwayat
KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan
alat kontrasepsi.
I.
Gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
Ibu mengatakan tidak
pernah merokok,minum-minuman keras maupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
J.
Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola
nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu bervariasi,
minum kurang lebih 7 gelas air air ( air putih/air teh) sehari.
2. Pola
eliminasi
Ibu mengatakan tidak
ada keluhan untuk BAB dan BAK. Ibu BAB 1
kali sehari konsistensi lunak warna kekuningan dan BAK 7-8 kali sehari. Tapi
sekarang sudah lebih sering.
3. Pola
istirahat dan tidur
Ibu mengatakan sulit tidur dan sering
terbangun pada malam hari.
4.
11
|
Ibu mengatakan mandi 3
kali sehari, dan mengganti baju serta celana dalam setelah mandi atau berkeringat.
5. Pola
aktivitas
Ibu mengatakan saat ini
tidak melakukan aktivitas yang berat. Dirumah ibu dibantu oleh suami dan
orangtua untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.
6. Pola
seksual
Ibu mengatakan tidak
ada masalah dalam berhubungan seksual dengan suami. Tapi aktivitas ini sudah
jarang dilakukan sejak ibu hamil.
II. Data
objektif
A.
Keadaaan umum :
sakit sedang
Kesadaran : compos
mentis
Keadaan emosional : stabil
B.
Antropometri
Tinggi badan : 150
cm
BB sebelum :
47 Kg
BB sekarang : 55 Kg
Lila :
24 cm
C.
Tanda –tanda vital
Tekanan
darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
12
|
Suhu
badan :
36,4 C
1.
Kepala
: rambut
bersih, tidak rontok dan tak ada benjolan
2.
Muka
: wajah
tidak odema, tidak ada chloasma
3.
Mata
: sklera
tidak ikterik, konjungtiva agak pucat
4.
Hidung
: tidak ada
benjolan,tidak ada pengeluaran lendir
5.
Telinga
: bersih,
simetris, tidak ada pengeluaran cairan
6.
Mulut/gigi :
bersih, tidak ada karies dan
stomatitis, lidah bersih
7.
Leher
: tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid dan kelenjar
getah bening
8.
Tenggorokan :
refleks menelan baik, tidak ada
pembesaran tonsil
9.
Dada
: simetris, puting susu
menonjol, benjolan tidak ada,
ASI ada, tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan
10. Abdomen : tidak
ada luka bekas operasi
§ Leopold
I :
difundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting. TFU
24 cm, LP 90 cm.
§ Leopold
II :
sebelah kiri teraba datar, keras,
memanjang, sebelah
kanan teraba bagian- bagian kecil janin
§
Leopold III : dibawah teraba bulat, keras, melenting
11.
13
|
§
Atas
: odema
tidak ada, kuku tidak pucat dan bersih
§ Bawah :
kuku bersih, tidak pucat, tidak
odem, tidak ada varises,
reflek patella +/+
12. Anogenital
§
Anus :
tidak ada hemoroid
§ Genitalia : v/v tak, tidak varices dan benjolan, tidak
ada flour
albus
D. Pemeriksaan
Penunjang
Hemoglobin : 8,9 gr%
III. Analisa
data
Ny.D, 25 tahun,hamil 26- 27 minggu (
HPHT ) dengan anemia
IV. Penatalaksanaan
Ø Membina
hubungan yang baik dengan ibu dan kelurga
Ø Memberitahukan
hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
Ø Mengobservasi
tanda-tanda vital dan BJF
Ø Melakukan
kolaborasi dengan dokter SpOG advis : control 1 minggu kemudian dan terapi SF
dilanjutkan
Ø Menganjurkan
ibu untuk makan/minum yang cukup dan
bergizi serta minum susu
Ø Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup
Ø Menganjurkan
ibu untuk menjaga personal hygiene
Ø
14
|
Ø Melakukan
pendokumentasian dalam SOAP
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kejadian
anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian
bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus
mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah
lebih hebat pada kehamilan muda.
B.
Saran
1. Bidan
harus memiliki wawasan yang luas dan benar tentang anemia pada kehamilan.
2. Bidan
harus memberikan informasi yang benar tentang anemia pada kehamilan pada ibu
hamil.
3. Ibu-ibu
hamil harus mengenali secara dini tanda dan gejala anemia serta mengetahui
tindakan yang harus dilakukan.
15
|
16
|
Ai
Yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti. 2010. Asuhan
Kebidanan IV ( Patologi Kebidanan).Tim: Jakarta.
Mochtar,
Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri, Jilid I,
Edisi 3. EGC. Jakarta.
Saifudin, A.B., dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. YBP-SP: Jakarta.
Wiknyosastro,
dkk. 2002. Ilmu Kebidanan, Edisi III.
YBP-SP: Jakarta.
17
|
Pertanyaan, masukan dan jawaban saat presentasi kasus :
1.
Jelaskan pengertian anemia
hipoplastik dan anemia hemolitik ?
Jawab :
Anemia hipoplastik adalah anemia yang
disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru.Anemia
hemolitik adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
2.
Apa yang dilakukan bidan
jika ada ibu hamil dengan Hb 7 gr% dan dianjurkan oleh dokter untuk rawat
jalan/dipulangkan?
Jawab :
Bidan memberitahukan ibu untuk istirahat yang
cukup, makan makanan yang bergizi, cukup istirahat, tetap minum obat penambah
darah. Memberitahukan ibu tentang tanda bahaya dalam kehamilan serta bahaya dan
kemungkinan yang terjadi pada ibu hamil dengan anemia. Bidan juga melibatkan
keluarga untuk menjaga, merawat dan mengawasi ibu dan memberitahukan untuk
segera datang kefasilitas kesehatan jika ada masalah yang terjadi dengan
kehamilan ibu.
3.
Klasifikasi anemia menurut
WHO agar dimasukan dalam tinjauan teori.
Jawab :
Klasifikasinya sudah ditambahkan dalam
tinjauan teori.
4.
18
|
Jawab :
Riwayat HPP pada persalinan yang lalu bisa
menjadi faktor predisposisi seorang ibu hamil untuk mengalami HPP kembali pada
kehamilan berikutnya. Penyakit kronis yang bisa menyebabkan anemia seperti TBC
paru, cacing usus dan malaria.
5.
Bagaimana hubungan anemia
dengan gangguan his pada proses persalinan ?
Jawab :
Pada ibu hamil dengan anemia berarti terjadi gangguan
oksigenasi. Sehingga, aliran darah pada
otot rahim berkurang sehingga mengganggu kontraksi atau bisa mengakibatkan
tidak adanya kontraksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar